Notification

×

Iklan Tampilan Dekstop

Iklan Tampilan HP

Darurat Stunting Tirta Kencana: Sempat Mencapai 44 Kasus di April, Desa Siapkan Jurus Baru di APBDes 2026

Jumat, 03 Oktober 2025 | Oktober 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-03T07:15:25Z

 

Musdes Desa Tirta Kencana Kabupaten Bengkayang 


π—•π—˜π—‘π—šπ—žπ—”π—¬π—”π—‘π—š, π—―π—Όπ—Ώπ—±π—²π—Ώπ˜π˜ƒ.𝗼𝗻𝗹𝗢𝗻𝗲  —  Pemerintah Desa Tirta Kencana Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat, menggelar Musyawarah Desa (Musdes) Penyusunan dan Penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes) yang berujung pada penetapan Peraturan Desa (Perdes) tentang APBDes Tahun Anggaran 2026. Kegiatan yang berlangsung di Aula Gedung Posyandu Tiga Desa ini dihadiri sejumlah pejabat penting dan perwakilan masyarakat setempat, termasuk Camat Bengkayang Hery Setyono, Kepala Desa Tirta Kencana Jene Ponto, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang diwakili Polinus Poli, serta perangkat desa dan perwakilan masyarakat dari berbagai dusun. Kamis, 1 Oktober 2025


Dalam sambutannya, Kepala Desa Tirta Kencana Jene Ponto menyampaikan bahwa Musdes ini merupakan bagian dari upaya menyesuaikan program desa dengan isu nasional yang menjadi acuan utama.


"Ada acuan isu nasional untuk tahun 2026, termasuk peningkatan kualitas infrastruktur, aksesibilitas, dan keberlanjutan pembangunan. Kami juga menyoroti pentingnya pembangunan gang di setiap dusun sebagai prioritas, serta kemungkinan pengalihan dana dari BLT ke pembangunan infrastruktur," ujar Jene Ponto Kepala Desa Tirta Kencana 


Camat Bengkayang Hery Setyono menambahkan bahwa isu strategis nasional terkait penggunaan Dana Desa (DD) untuk penanggulangan kemiskinan tetap menjadi fokus. Ia menyatakan bahwa kemungkinan penghapusan BLT sebagai bentuk efisiensi dan optimalisasi dana desa dapat dipertimbangkan. 


“Terkait isu ketahanan pangan, akan ada penyaluran modal melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebesar 100-180 juta rupiah. Jika Bumdes tidak mampu mengelola, maka perlu segera dibangun kembali dan melakukan konsultasi,” ungkap Hery Setyono


Ia juga menegaskan bahwa program pembangunan di tahun 2026 akan diarahkan untuk menurunkan angka kemiskinan dan stunting, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui daya saing ekonomi lokal dan peningkatan kualitas SDM.


Ketua BPD Polinus Poli menegaskan pentingnya proses musyawarah ini sebagai kewajiban tahunan yang harus dilakukan dalam rangka penganggaran desa. “Kita harus mengikuti tujuh isu strategis nasional, termasuk reformasi birokrasi dan pengembangan potensi sumber daya alam serta ketahanan pangan,” tuturnya.


Musdes ini menghasilkan kesepakatan bersama untuk menyetujui rancangan APBDes Tahun 2026, sekaligus mengedepankan partisipasi aktif masyarakat guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong pembangunan desa yang berkelanjutan dan sesuai kebutuhan masyarakat setempat, serta memperkuat sinergi antara pemerintah desa, BPD, dan seluruh warga desa Tirta Kencana.


Pemerintah Desa Tirta Kencana juga merilis data terbaru mengenai angka stunting di wilayahnya selama periode Februari hingga Juni 2025. Data ini menunjukkan tren fluktuatif jumlah balita yang mengalami stunting, yang menjadi perhatian utama dalam upaya meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat.


Berdasarkan laporan, jumlah anak yang mengalami stunting setiap bulan adalah sebagai berikut:


1. Februari 2025: 32 orang (18 laki-laki, 14 perempuan)


2. Maret 2025: 40 orang (24 laki-laki, 16 perempuan)


3. April 2025: 44 orang (24 laki-laki, 20 perempuan)


4. Mei 2025: 38 orang (21 laki-laki, 17 perempuan)


5. Juni 2025: 33 orang (20 laki-laki, 13 perempuan)


Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan jumlah kasus stunting pada bulan April, yang kemudian mulai menurun di bulan Mei dan Juni. Meskipun terjadi penurunan, angka stunting masih menjadi perhatian serius bagi pemerintah desa dan masyarakat.


Kepala Desa Tirta Kencana, Jene Ponto, menyampaikan bahwa angka stunting harus menjadi prioritas dalam program kesehatan dan gizi. "Kami akan terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan, seperti penyuluhan gizi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan peningkatan akses terhadap makanan bergizi," ujarnya.


Selain itu, pihak desa juga berkolaborasi dengan Puskesmas dan lembaga terkait untuk melakukan pendataan dan penanganan secara berkelanjutan. Diharapkan, dengan langkah-langkah tersebut, angka stunting di desa Tirta Kencana dapat terus menurun dan masyarakat, khususnya balita, mendapatkan gizi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.


Masyarakat diimbau untuk turut serta dalam menjaga kesehatan dan pola makan anak agar angka stunting dapat diminimalisir dan generasi masa depan dapat tumbuh dengan sehat dan berkualitas.



Rep. Latip Ibrahim 

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update