Notification

×

Iklan Tampilan Dekstop

Iklan Tampilan HP

Surat Terbuka Warga Dusun Moro Behe 1 dan Moro Behe Tembawang, Kabupaten Landak, Menjadi Perhatian

Kamis, 10 Juli 2025 | Juli 10, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-10T05:22:33Z

 

Ilustrasi Suasana Kampung Moro Behe 1


π—Ÿπ—”π—‘π——π—”π—ž, π—―π—Όπ—Ώπ—±π—²π—Ώπ˜π˜ƒ.𝗼𝗻𝗹𝗢𝗻𝗲 – Sebuah surat terbuka yang berisi jeritan hati warga Dusun Moro Behe 1 dan Moro Behe Tembawang, Desa Meranti, Kecamatan Meranti, Kabupaten Landak, menjadi perbincangan hangat masyarakat dan pejabat setempat. Surat tersebut disampaikan langsung oleh warga yang selama puluhan tahun hidup dalam kegelapan akibat belum tersedianya listrik yang memadai di wilayah mereka.


Dalam surat yang dikirimkan kepada Pimpinan PT. PLN Wilayah/Daerah Terkait, Bupati dan DPRD Kabupaten Landak, Kementerian ESDM RI, media massa, serta seluruh rakyat Indonesia, warga menyampaikan keprihatinan mereka atas kondisi yang mereka alami.


"Kami, warga kampung Moro Behe 1, menulis surat ini dari kegelapan yang telah menjadi bagian dari hidup kami selama puluhan tahun. Dengan segala kerendahan hati dan harapan yang belum padam, inilah suara hati kami, jeritan dari pelosok negeri yang belum merasakan terang," demikian isi surat tersebut.


Warga mengungkapkan bahwa meskipun Indonesia telah merdeka selama 79 tahun, kondisi kehidupan mereka masih jauh dari kata layak. Anak-anak mereka harus belajar di bawah cahaya minyak tanah yang berisiko bagi kesehatan dan keselamatan. Orang tua dan lansia harus meraba dalam gelap setiap malam, hanya ditemani lilin kecil.


"Kami tidak meminta gedung tinggi atau jalan tol, kami hanya meminta listrik," tegas warga dalam surat tersebut. Mereka menegaskan bahwa ketertinggalan dalam akses listrik bukan sekadar masalah penerangan, tetapi berkaitan langsung dengan kehidupan dan kesehatan masyarakat.


Warga menambahkan bahwa saat daerah lain maju menuju era digital dan kota cerdas, mereka masih tertatih-tatih di kegelapan. Kondisi ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari proses belajar anak-anak, keberlangsungan usaha kecil, penyimpanan obat-obatan yang membutuhkan pendinginan, hingga ketenangan malam hari yang terganggu ketakutan.


Surat tersebut bukanlah bentuk keluhan semata, melainkan sebuah permintaan mendesak agar suara mereka didengar dan diperjuangkan. Mereka menginginkan hak hidup layak, termasuk akses listrik yang merata dan berkelanjutan.


"Mohon kepada PLN agar hadirkan cahaya untuk kami, para wakil rakyat agar memperjuangkan hak kami, pemerintah pusat agar mendengarkan jeritan kecil dari kampung ini. Media dan rakyat Indonesia, bantu suarakan cerita kami. Dengan segala hormat dan harapan, kami menunggu bukan janji, tetapi tindakan nyata," tutup surat tersebut.


Kasus ini menambah perhatian terhadap pentingnya pemerataan akses energi di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah terpencil yang masih tertinggal dari perkembangan zaman. Warga Moro Behe berharap, pemerintah dan pihak terkait dapat segera menindaklanjuti permohonan mereka dan membawa perubahan nyata demi kehidupan yang lebih baik. (Red)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update