×

Iklan Tampilan Dekstop

Iklan Tampilan HP

Ancaman di 'Gerbang' Malaysia: Warga Siding Menolak Keras Rencana Pembabatan Hutan Oleh PT STAR, Minta Pemerintah Turun Tangan

Minggu, 12 Oktober 2025 | Oktober 12, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-12T12:29:36Z

 

Aksi Massa Penolakan Pembabatan Hutan di Kecamatan Siding oleh PT STAR


π—•π—˜π—‘π—šπ—žπ—”π—¬π—”π—‘π—š, π—―π—Όπ—Ώπ—±π—²π—Ώπ˜π˜ƒ.𝗼𝗻𝗹𝗢𝗻𝗲  —   Masyarakat Desa Siding, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, yang berbatasan langsung dengan Negara bagian Sarawak, Federasi Malaysia, melakukan aksi penolakan keras terhadap rencana pembabatan hutan oleh perusahaan PT. Sinergi Tangguh Alam Lestari (STAR). Aksi ini juga diikuti oleh warga Desa Siding dan sekitarnya  yang terancam kehilangan sumber kehidupan mereka akibat kegiatan tersebut. Minggu, 12 Oktober 2025


Rencana pembabatan hutan seluas 35.139 hektar mencakup wilayah Kecamatan Siding, Seluas, dan Jagoi Babang. Warga merasa khawatir bahwa aktivitas tersebut akan memberikan dampak negatif yang besar terhadap keberlangsungan hidup mereka, termasuk kehilangan mata pencaharian dan kerusakan ekosistem yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat.


"Kami masyarakat menolak keras PT. STAR di Desa Siding, terutama di kecamatan Siding dan sekitarnya, karena kami melihat dampak yang tidak memihak kepada masyarakat desa Siding," tegas salah satu perwakilan masyarakat yang ikut dalam aksi tersebut. Mereka menyatakan bahwa kegiatan pembabatan hutan akan merusak lingkungan dan mengancam keberlanjutan hidup warga, serta berpotensi menimbulkan konflik sosial di daerah tersebut.


Aksi penolakan ini dilakukan secara damai dan menuntut pihak perusahaan serta pemerintah daerah untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial sebelum melanjutkan rencana tersebut. Masyarakat mendesak agar dilakukan dialog dan pencarian solusi yang lebih berkelanjutan demi menjaga kelestarian alam dan keberlangsungan hidup mereka.


Dalam aksi penolakan yang berlangsung di hari Minggu, 12 Oktober 2025, masyarakat Desa Siding dan sekitarnya menunjukkan solidaritas mereka menolak rencana pembabatan hutan oleh PT. Sinergi Tangguh Alam Lestari (STAR). Salah satu warga yang juga turut menyuarakan penolakan tersebut adalah Inus, warga asli Desa Sungkung II, yang menegaskan sikapnya terhadap rencana tersebut.


Sebagai warga yang lahir dan besar di desa yang memiliki warisan hutan leluhur, Inus menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana penggarapan hutan yang dianggapnya merusak warisan nenek moyang mereka.


"Sebagai warga asli dari desa Sungkung II, saya tidak setuju, dan tidak terima hutan peninggalan Nenek Moyang kami yang diwariskan kepada anak cucunya, yang kononnya akan digarap oleh PT. STAR," tegasnya.


Inus juga menegaskan bahwa jika pihak perusahaan tetap bersikeras melanjutkan rencana tersebut, maka ia dan masyarakat setempat akan terus mendukung aksi massa yang menuntut penghentian aktivitas tersebut.


"Apabila aksi pihak perusahaan bersikukuh untuk melanjutkan rencana pembabat, yang menimbulkan keresahan pada masyarakat, maka saya juga selalu mendukung aksi massa warga setempat, baik di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat," tambahnya dengan nada tegas.


Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak akan tinggal diam dan akan terus memperjuangkan hak mereka serta melindungi warisan alam yang menjadi sumber kehidupan mereka. Inus berharap agar pemerintah dan pihak terkait mendengarkan aspirasi masyarakat serta mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari rencana tersebut.



Rep. Latip Ibrahim 

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update